Aku denger cerita tentang Bacang pada tahun 2008 waktu ke Huangzhou, China. Ternyata yah, selama ini makan tinggal makan ajah, nda tau ceritanya.. Hm... pas dalam perjalanan menuju Shanghai, kita dibeliin ama Seruni (pemandu wisata kita).. bacangnya enak banget.. suer, how cek sen cing ping, delicious crazy, enak gila...
Udah pernah nonton White Snake Legend belum? Duluuu banget pernah tayang di SCTV malem jam 20.00 WIB pada tahun 1993. Kalau kalian belum lahir, sekarang nonton ajah di NETFLIX, kapan ajah bisa, kagak perlu banget mantengin TV sampe jam 8 malem dan menunggu keesokan harinya hanya untuk play next episode (menulis sambil nyengir, gitu amat dulu yaaaah).
Cerita tentang Pai Su Chen, si ular putih yang nda tahan minum arak pada perayaan Peh Cun, yah ini dia perayaan yang ada hubungannya ama Bacang. Dirayakan pada penanggalan China setiap tanggal 5 bulan 5, namun dalam penanggalan Masehioi akan berubah, biasanya terjadi dibulan Juni, tahun ini dirayakan pada 25 Juni 2020.
Cerita tentang tokoh Qu Yuan (343-289SM). Qu Yuan adalah sastrawan terkemuka dari kerajaan Chu. Bukunya sangat laris dan terkemuka, salah satunya Chun Tzu (ratapan negeri Tzu) dan Li Sao (Menapaki kesedihan). Qu Yuan dikenal sebagai menteri yang terpecaya dan setia.
Karena popularitas ini, para rekannya menjadi iri dan berusaha menyingkirkannya. Rekannya adalah para penjilat kekuasaan, yang bermanis-manis didepan raja dan berusaha menjatuhkan kerajaan Chu dan lebur dalam kerajaan Chin. Qu Yuan tidak mau ikut dengan konspirasi ini sehingga ia semakin dibenci oleh rekan-rekannya.
Pada suatu kesempatan, para menteri menekan tim dokter untuk menyatakan pantang garam bagi raja yang sedang sakit. Akibatnya raja menjadi semakin sakit. Akibatnya raja hanya bisa terbaring. Mengetahui adanya komplotan ini, Qu Yuan diam-diam membungkus garam dalam daum bambu dengan empat kerucut, lalu mengantung bungkusan itu di langit-langit ranjang raja dengan maksud agar garam itu menetes sedikit demi sedikit diatas mulut raja supaya raja pulih lagi kesehatannya.
Ketika hal itu diketahui, Qu Yuan malah dituduh meracuni raja. Karena tidak mau berurusan dengan pengadilan, lalu ia bunuh diri dengan menceburkan diri ke sungai Mi Lou. Mendengar berita ini rakyat menjadi sedih dan mencari jenazah Qu Yuan . Mereka juga melemparkan nasi yang dibungkus dengan bambu kerucut empat (kelak kita kenal sebagai bacang) untuk dimakan ikan agar tidak mengigit tubuh Qu Yuan. Mereka juga menabuh genderang di perahu untuk mengusir roh-roh naga jahat yang bisa menggangu roh Qu Yuan.
Keempat kerucut bacang melambangkan empat kata Qu-Yuan : Setia-Percaya.
Sampai saat ini setiap kali Perayaan selalu diikuti tradisi perlombaan perahu naga (dragon boad) yang diawaki sekitar dua puluh orang pendayung yang duduk berpasangan dan mendayung mengikuti ritme genderang,
Lomba perahu naga mencerminkan kerjasama yang baik, tidak sikut menyikut, setia satu sama lain, bisa dipercaya dan mempercayai dan berani menghadapi segala tantangan demi kebenaran. Team yang benar-benar kompak baru bisa menjadi pemenang tim perahu naga.
Nah, setelah paham ceritanya.. Can't wait kan buat makan Bacang.. Jenisnya juga beragam loh, ada yang bacang dicocol dengan gula merah, lalu bacang isi daging juga ada yang dari berasa dan ada dari ketan. Isinya rame deh jamur hioko, biji teratai, lapciong, daging cincang, ebi, kuning telor asin dan macem-macem. Kalo aku pribadi, suka banget ama bakcang Kong Hu (Mertua baca nda yah.. #kode - mantu macam apa ini).
Bacang adalah ungkapan utuhnya percaya dan setia. Lambang penghormatan karakter terpercaya dan orang percaya malah tidak dipercaya dan bahwa orang setia malah didakwa.
Oh yah, satu lagi.. bacanya Bacang aja yah.. klo Bakcang itu bacang dari bak (isi babi, non halal), supaya jangan salah pesan karena bacang juga umum menjadi menu sarpan pagi, yah rada mirip 11 12 ama arem-arem.
Semoga temen-temen dapat inspirasi yah setiap kali makan bacang dan menerapkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari...
Comments